Cerita Muhammad Lutfi Merintis Usaha Peternakan Ayam Sejak di Bangku Kuliah

Muhammad Lutfi peternak ayam milenial.(Dok.Pribadi)

Penulis: Arif Sodhiq, Editor: Reza P - Kamis, 23 September 2021 | 15:40 WIB

Sariagri - Muhammad Lutfi (27), milenial kelahiran Bogor, Jawa Barat memiliki semangat wirausaha peternakan unggas. Dia telah merintis usahanya di Cilodong, Depok, sejak masih kuliah semester dua  Program Studi Peternakan IPB University.

“Waktu itu tahun 2012 pas semester dua ada mata kuliah Budidaya Ayam Broiler, nah saya coba deh untuk mempraktikkan ilmu tersebut secara langsung,” ujar Lutfi kepada Sariagri, Kamis (23/9).

Lutfi mengatakan, saat itu jumlah ayam yang diternak baru sekitar 100 ekor dan dilakukan bersama teman kuliahnya. Kini, jumlah ayam yang diternak terus bertambah dengan rata-rata 2500 ekor dalam satu kali siklus.

“Setelah lulus itu, saya terusin usaha ternak ini sendiri. Rata-rata satu siklus bisa ternak sekitar 2500 ekor,” ungkapnya.

Tidak berhenti hanya pada peternakan, Lutfi merambah usaha rumah potong ayam yang semakin berkembang. Dalam sehari, Dia mengaku bisa memotong sekitar 250 ekor ayam dan dipasarkan ke berbagai segmentasi pasar.

“Saya jual ke pedagang ayam, warung makan dan ke reseller. Ayam dari rumah potong milik saya punya harga yang cukup baik dan bisa bersaing dengan harga di pasaran,” katanya.

Dari usaha peternakan ayam broiler dan rumah potong yang diberi nama 'Baba Chicken', Lutfi bisa mendapatkan omzet puluhan juta setiap bulannya. 

“Alhamdulillah secara omzet bisa menguntungkan,” sebutnya.

Menurut Lutfi, harga ayam potong cenderung fluktuatif. Namun apabila rantai pasok diperpendek tetap bisa menciptakan keuntungan yang cukup bagi peternak, pedagang eceran maupun konsumen. Dalam menjalankan usaha rumah potong, dia menjalin kemitraan dengan peternak lain.

“Kalau bisa membuat rantai pasok ayam ini lebih efisien tentunya ini akan lebih menguntungkan dan membantu peternak,” jelasnya.

Ke depan, Lutfi berencana mengembangkan bisnisnya hingga ke hilirisasi produk ayam seperti membangun usaha rumah makan dengan menu berbahan baku ayam atau menciptakan produk olahan dari ayam.

“Pengennya sih rencana masa depan itu Saya bisa kembangin lagi sampai ke hilirnya biar lengkap,” paparnya.

Rumah Potong ayam Baba Chicken,(Dok.Pribadi)
Rumah Potong ayam Baba Chicken,(Dok.Pribadi)

Lutfi menyoroti permasalahan peternak rakyat saat ini seperti harga jual produk unggas yang rendah hingga harga pakan yang tinggi. Menurut dia, para peternak akan terbantu dengan kepastian dan jaminan harga jual yang wajar dan stabil.

"Banyak harapan kepada pemerintah agar lebih memperhatikan para peternak rakyat seperti menjamin peluang pasar. Dengan begitu saya yakin deh minat anak muda bakal lebih besar dan semangat kalau buat bertani. Soalnya banyak nih anak muda yang bisa bertani dan produksi tapi nggak bisa jual produknya. Sekalinya menjual harganya minim banget dan bisa bikin menyerah," kata Lutfi. 

Baca Juga: Cerita Muhammad Lutfi Merintis Usaha Peternakan Ayam Sejak di Bangku Kuliah
Demi Cegah Flu Burung, Prancis Musnahkan 600 Ribu Itik

Dia menambahkan akan terus fokus pada pengembangan usaha peternakan karena masih banyak peluang besar yang bisa digali dari.

"Kalau urusan pangan, peternakan itu menurut saya nomor satu dan akan terus dibutuhkan. Karena itu, usaha peternakan bisa jadi potensi besar untuk digarap oleh generasi muda sebagai penerusnya," pungkasnya.