Meski PMK, Salon Kambing dan Domba Banjir Order Jelang Idul Adha

Editor: Tatang Adhiwidharta - Rabu, 6 Juli 2022 | 20:50 WIB
Datangnya momentum hari raya kurban atau Idul Adha, membawa berkah tersendiri bagi pelaku usaha jasa salon domba dan kambing di Desa Sumber Sawit, Kecamatan Sidorejo, Kabupaten Magetan, Jawa Timur.
Pemilik salon domba dan kambing, Wasis Syukur Rohmadi mengatakan usaha miliknya tetap eksis dan tidak terpengaruh dengan merebaknya virus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
“Alhamdulillah PMK tidak menyerang kambing maupun domba. Selama ini yang terpapar baru sebatas ternak sapi. Sehingga usaha salon hewan kurban masih mampu bertahan dan eksis,” terang pemilik jasa salon kambing dan domba, Wasis Syukur Rohmadi kepada Sariagri, Rabu (6/7/2022).
Kendati demikian, imbuh Wasis, adanya PMK sempat membuat pendapatnya turun. Jika sebelumnya ia biasa menerima jasa salon untuk semua ternak, mulai dari kambing gibas, domba hingga sapi. Namun karena adanya wabah PMK, membuat usaha salon sempat kehilangan pangsa pasar untuk ternak sapi.
“Idul kurban tahun lalu, banyak juga yang mensalonkan sapi disini. Namun kali ini tidak ada sama sekali karena peternak kesulitan menjual ternak dan takut terpapar PMK,” lanjutnya.
Beruntung PMK tidak menyerang ternak kambing dan domba milik warga sekitar, sehingga usaha salonnya tetap mendapatkan pemasukan.
“Kalau penurunan pemasukan karena tiada ada lagi sapi yang disalon sekitar 20 persenan. Sedangkan yang terbanyak memang salon kambing gibas merino dan domba garut,” tuturnya.
Wasis menyebutkan umunya para peternak maupun penjual datang ke salon dengan tujuan agar kambing kurban terlihat lebih cantik dan sehat, sehingga harapannya dagangan cepat laku terjual.
“Selain lebih cantik dan bersih, kambing atau domba yang dipermak ke salon menjadi lebih sehat dan bisa cepat dibeli pelanggan,” pungkasnya.
Ia menjelaskan tahapan hewan kurban disalon, pertama bulunya yang gimbal atau kotor lebih dulu di potong, kemudian dirapikan tanduk dan kukunya sebelum di sembelih.
“Paling banyak pesanan salon yakni trimming dibandingkan dengan cukur gundul. Kalau trimming bisa ditunggui pemiliknya sambil ngopi. Trimming hanya butuh waktu 30 menit sedangkan cukur habis waktu penggarapannya lebih cepat sekitar 5-10 menit selesai,” jelasnya.
Wasis menceritakan cukur trimming masih menyisakan bulu sekitar 1-2 cm. sedangkan cukur habis, hasilnya kambing benar-benar gundul. Tahap berikutnya, kambing kurban dimandikan menggunakan sabun agar bersih dan harum. Kemudian dikeringkan menggunakan alat pengering khusus.
“Selesai semua tahapan itu, hewan kurban akan terlihat lebih bersih dan cantik, juga terhindar dari penularan penyakit mulut dan kuku. Selesai perawatan salon, tak heran banyak pemilik ternak yang pangling (lupa) dengan penampakan baru kambing miliknya,” ucapnya.
Sementara itu, bagi pedagang atau peternak kambing, perlakukan salon hewan kurban merupakan bonus servis tambahan bagi para pelanggan tetap.
“Paket penjualan lengkap yang kami berikan ke pelanggan tetap ini sudah termasuk bonus salon hewan kurban. Permintaan terus naik, sehari bisa menjual 5 sampai 7 ekor. Sedangkan pengiriman terjauh ke Bogor dengan disertai Surat Keterangan Kesehatan Hewan atau SKKH dari dinas peternakan, “ rinci peternak sekaligus pedagang kambing kurban, Adif Abdul Kodir.
Adif menambahkan biaya salon kambing kurban per ekor cukup terjangkau yakni sebesar Rp50.000. Dari hasil hewan kurban disalon, harga kambing kurban terdongkrak cukup tinggi.
“Kambing gibas biasa yang belum masuk salon biasa dijual di pasaran antara Rp2 juta hingga Rp3 juta per ekor. Namun setelah masuk salon, kambing kurban bisa laku ditawar antara Rp2,5 juta sampai dengan Rp4 juta per ekor,” pungkasnya.
Baca Juga: Meski PMK, Salon Kambing dan Domba Banjir Order Jelang Idul Adha
Menkop UKM: Penjualan Kambing untuk Aqiqah hingga Rp6,1 Triliun