Mengenal Ayam Leher Gundul, Benarkah karena Sakit?

Ilustrasi ayam leher gundul. (Pixabay)

Penulis: Gloria, Editor: Tatang Adhiwidharta - Selasa, 14 Juni 2022 | 19:55 WIB

Sariagri - Ayam leher gundul tidak terlalu diminati masyarakat karena dianggap sebagai unggas sakit. Seperti namanya, ayam ini memang tidak memiliki bulu di bagian lehernya.

Melansir ipb.ac.id, Profesor Ronny Rachman Noor, pakar genetika dan pemuliaan ternak dari IPB University, menilai ayam leher gundul masih dianggap negatif oleh masyarakat.

Lantas, benarkah ayam leher gundul itu karena sakit? Ronny membantah hal tersebut. Menurut dia, tidak ada kaitannya antara leher gundul dan penyakit.

"Masyarakat perlu mengetahui bahwa tidak ada kaitannya sama sekali antara ayam leher gundul dan penyakit. Tidak tumbuhnya bulu di leher dan juga terkadang di bagian tubuh merupakan fenomena genetik yang terkait dengan mutasi gen,” ujar Ronny dalam situs tersebut.

Ronny menjelaskan daging dan telur ayam leher gundul memiliki karakter normal seperti ayam pada umumnya. Masyarakat juga tidak perlu khawatir untuk mengkonsumsinya.

Dia menilai, ayam leher gundul memiliki ketahanan terhafap panas, pertambahan bobot badan dan produksi telurnya lebih tinggi dibandingkan dengan ayam pada umumnya.

Ayam gundul terjadi karena mutasi gen. Hal ini diketahui usai dilakukan penelitian oleh para pakar genetik.

"Tidak tumbuhnya bulu di leher dan di sebagian tubuh ayam ternyata disebabkan oleh mutasi gen yang dikenal sebagai naked neck mutation (Na). Mutasi gen Na ini terjadi karena adanya penyisipan basa sepanjang 180 pasang basa yang terintegrasi dengan gen yang mengkode protein yang dinamakan GDF7 (Growth Differentiation Factor 7) yang panjang 260 pasang basa,” ujarnya.

Molekul gen tersebut dikenal dengan BMP12. Dengan demikian, memunculkan fenomena tidak tumbuhnya bulu di bagian leher dan bagian tubuh lainnya.

Ronny menjelaskan mutasi gen yang menghasilkan ayam leher gundul diperkirakan terjadi ratusan tahun lalu. Mutasi gen tersebut terjadi pada ayam yang dipelihara di wilayah Rumania utara. Ia juga menyebut, ayam gundul ini kemudian dikembangkan di Belanda, Inggris dan Amerika.

“Hasil persilangan ayam-ayam leher gundul dengan ayam asli Asia menghasilkan ayam gundul yang ada saat ini, yang pertumbuhan bobot badannya sangat cepat mencapai dua kali lipat jika dibandingkan dengan ayam lokal Asia,” tutur Ronny.

Menurutnya, ayam leher gundul cocok dipelihara dan dikembangkan di wilayah dengan suhu dan kelembaban yang tinggi. Cara pemeliharaan dan pakan ayam juga sama seperti ayam pada umumnya.

Baca Juga: Mengenal Ayam Leher Gundul, Benarkah karena Sakit?
Viral Penampakan Ayam Kandang Unik, Punya Desain Bak Perumahan

Sebaiknya, peternak ayam gundul menyiapkan tempat bersarang dan lahan supaya unggas tersebut bisa berkeliaran secara alami untuk mencari pakan tambahan.

Ayam leher gundul masih memiliki sifat mengeram sehingga tidak memerlukan mesin tetas.

“Mengingat kemampuan untuk bertahan di wilayah panas dan lembab, ayam gundul sangat cocok untuk dibudidayakan dan dikembangkan di Indonesia, karena disamping daya tahannya terhadap panas yang sangat baik, ayam ini tumbuh lebih cepat,” ungkapnya.