Cegah PMK, NTT Tutup Pintu Ternak dari Luar Daerah

Peternakan sapi. (Antara)

Editor: Tatang Adhiwidharta - Rabu, 25 Mei 2022 | 16:05 WIB

Sariagri - Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) telah membentuk gugus tugas pencegahan penyakit mulut dan kuku (PMK) guna mencegah masuknya ternak dari luar daerah termasuk daging dan susu.

“Petugas di lapangan siaga satu di pelabuhan, tetapi sampai saat ini NTT masih bebas penyakit mulut dan kuku,” kata Ketua Sekretariat Gugus Tugas Pencegahan PMK NTT, Drh Melky Angsar di Kupang, Selasa (24/5/2022).

Satgas beranggotakan karantina pertanian, TNI, Polri, Satpol PP, Bea dan Cukai, Kantor Kesyahbandaran Dan Otoritas (KSOP). Petugas berjaga-jaga di pintu masuk untuk mencegah masuknya ternak yang berasal dari daerah terjangkit maupun yang melintasi daerah terjangkit seperti sapi, kerbau, rusa, kambing dan babi.

Sejak adanya informasi penularan PMK di Jawa Timur dan Aceh, Gubernur langsung mengeluarkan intruksi kepada jajarannya untuk memperketat pintu-pintu masuk.

Selama ini, NTT mendapat pasokan kambing dan daging beku dari Jawa Timur, sedangkan susu segar sudah diproses dengan ultra high temperature (UHT).

Pencegahan terhadap masuknya ternak dari luar daerah tidak hanya di pelabuhan di Kota Kupang, tetapi juga di pelabuhan lainnya seperti Labuan Bajo, Maumere, Lembata, Alor, Sumba Timur dan Sumba Barat Daya.

Baca Juga: Cegah PMK, NTT Tutup Pintu Ternak dari Luar Daerah
Takut Kena PMK, Peternak Panik, Lelang Sapi dengan Harga Murah

“Gugus tugas juga melakukan pemeriksaan ke rumah potong hewan, tetapi sejauh ini belum ada ternak yang terjangkit PMK,” jelasnya.

Nusa Tenggara Timur (NTT) memiliki ternak sekitar satu juta ekor, dan selama ini memasok ternak ke Kalimantan dan DKI Jakarta untuk kebutuhan daging di dua daerah tersebut.