Kalau Akhirnya Impor Sapi Diperluas, Buat Apa Dibentuk Bapanas?

Pedagang daging sapi di pasar Slipi, Jakarta. (Antara/Walda)

Penulis: Yoyok, Editor: Arif Sodhiq - Jumat, 4 Maret 2022 | 16:40 WIB

Sariagri - Sejumlah kalangan menyayangkan kebijakan Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) terkait dengan perluasan izin impor sapi guna memenuhi kebutuhan dalam negeri.

Pengamat sosial ekonomi dari Kaukus Muda Indonesia (KMI), Edi Humaidi, mengatakan seharusnya Bapanas itu mengutamakan kepentingan nasional.

“Kalau cuma bisa impor, buat apa ada kepala Bapanas. Ini kan sama saja pro importir. Padahal, salah satu dibentuknya Bapanas itu adalah kemandirian pangan,” kata Edi saat dihubungi, Jumat (4/3).

Menurut Edi, kebijakan impor pangan telh terbukti membuat petani menjadi susah. Selain itu, impor juga mematikan pertanian dalam negeri.

“Sangat disayangkan pemerintah hanya bisa impor untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Semestinya, buka-bukaan saja masalah pertanian dan peternakan dalam negeri. Tak ada masalah yang tak bisa diselesaikan, terpenting adalah kepedulian politiknya. Mosok pemerintah selalu kalah dengan importir,” ujar Edi.

Edi kemudian mendesak Kementerian Pertanian (Kementan) untuk merealisasikan janjinya menutup keran impor sapi.  “Kementan buktikanlah kalau bisa mengembangkan peternakan sapi. Apa salahnya kalau sekarang kita berpihak pada peternak dalam negeri,” pungkasnya.

Seperti diketahui, Badan Pangan Nasional (Bapanas) memutuskan untuk melibatkan importir swasta terkait dengan pembelian sapi dan kerbau bakalan dari Brasil dan Meksiko mulai paruh kedua tahun ini. Manuver itu dilakukan setelah harga daging sapi dan kerbau melonjak mengikuti harga beli dari Australia sejak triwulan keempat 2021.

Kepala Bapanas, Arief Prasetyo, mengatakan kenaikan harga daging sapi dan kerbau saat ini disebabkan karena ketergantungan pasokan dalam negeri dari impor tunggal dari Australia. Konsekuensinya, harga daging domestik ikut terkerek naik kendati ketersediaan dalam negeri diklaim surplus cukup lebar mencapai 2.736,7 ton hingga Mei 2022.

Baca Juga: Kalau Akhirnya Impor Sapi Diperluas, Buat Apa Dibentuk Bapanas?
Terkait Stok Daging Sapi, Mentan: Pedagang Jangan Mogok Berjualan!

“Dengan Australia saat ini mereka naikan harga sampai 4,4 dolar AS per kilogram sementara kita tidak bisa apa-apa, kita harus keren begitu loh, kita negara hebat untuk menghadapi asing itu kita harus punya kedaulatan pangan supaya mereka tidak semena-mena dengan kita,” kata Arief, Kamis (3/3).

Berdasarkan catatan Gabungan Pelaku Usaha Peternakan Sapi Potong (Gapuspindo), harga impor sapi bakalan jantan dari Australia pada November 2021 berada di angka 3,65 dolar AS per kilogram (CIF) atau setara dengan Rp56.574 per kilogram (landed kandang). Selang tiga bulan, harga beli sapi dari Australia itu mengalami kenaikan 24,1 persen menjadi 4,53 dolar AS atau Rp70.413 per kilogram pada Februari 2022.