Prihatin Populasi Perkutut Hias Langka di Alam Bebas, Pria Ini Dirikan Penangkaran

Perkutut Hias di Penangkaran. (Sariagri/Arief L)

Editor: Tatang Adhiwidharta - Jumat, 18 Februari 2022 | 15:20 WIB

Sariagri - Menekuni hobi memelihara burung perkutut sejak usia muda menghantarkan Suprapto (52 tahun) sebagai peternak sukses seperti sekarang. Ratusan burung perkutut hias dari berbagai trah ia tangkarkan di lahan samping rumahnya yang terletak di RT 004/003 Dusun Bolo I, Desa Sambiroto, Kecamatan Padas, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur

Bapak dua anak ini mengaku ketertarikannya menangkarkan perkutut lantaran burung yang kental dengan mitos tersebut memiliki keunikan tersendiri. Jika dibandingkan dengan jenis burung lainnya, suara perkutut hias tidaklah terlalu merdu. Namun dari sisi warna bulu dan keindahan lingkar mata membuat harga jual perkutut hias cukup stabil.

Bahkan bagi sebagian besar penghobi, memelihara perkutu hias bisa menciptakan perasaan damai bagi pemiliknya. “Sebagian orang ada juga yang percaya dengan memelihara perkutut dapat membawa keberuntungan atau hoki. Selain itu ada kedamaian di hati. Rasa tentrem kalau pulang kerja liat burung perkutut hias yang cantik,” ujar peternak perkutut hias, Suprapto kepada Sariagri, Jumat (18/2/2022).

Ketertarikannya menangkarkan burung perkutut beraneka warna karena keberadaannya di alam liar sudah semakin berkurang.

“Saya bertekat untuk menangkarkan karena adanya perburuan liar populasi perkutut di alam bebas menjadi terus turun, bahkan cenderung langka,” imbuhnya.

Awal penangkaran, ia mengaku hanya memiliki sepasang perkutut hias. Namun setelah dirawat dan dikembangbiakan sekarang jumlahnya sudah mencapai 1000 ekor indukan dan 220 ekor anakan.

“Awal merintis penangkaran tahun 2018, dari sepasang indukan kemudian berkembang menjadi  5 pasang perkutut hias yang saya beli dari modal uang tabungan. Sekarang jumlahnya sudah ratusan ekor di 650 kandang. Jika ditotal keseluruhan aset mencapai Rp200 juta,” kata dia sembil menunjukan koleksi perkutut hias di kandang.  

Saat ini, Suprapto memiliki beragam koleksi burung perkutut hias dengan corak warna menawan. Ada putih kapas, putih lurik, putih kalung tepung, hitam majapahit, hitam cemani dan kalung tepung, silver biasa, silver mego mendung dan silver bungkus.

Ia menuturkan untuk pemasaran, ia sama sekali tidak melakukan publikasi di media sosial. Namun sejumlah tengkulak sudah langsung datang ke kandang.

“Konsumen saya ya para tengkulak. Ada yang berasal dari Caruban, Solo, Yogyakarta, Surabaya hingga Kudus Jawa Tengah. Sekali penjualan bisa mencapai antara 50 hingga 100 ekor,” akunya.

Untuk sepasang perkutut Indukan hitam cemani, Suprapto mematok harga Rp1,5 juta sampai Rp2 juta, sedangkan untuk perkutut indukan warna putih kapas dibandrol Rp3 juta-Rp4 juta per pasang.

“Untuk anakan beda lagi harganya, hitam cemani sampai Rp500.000 per pasang, hitam bungkus Rp1,5 juta, sedangkan putih kapas Rp1,8 juta juga sepasang,” urainya seraya menunjukan anakan yang sudah dipesan pembeli.

Baca Juga: Prihatin Populasi Perkutut Hias Langka di Alam Bebas, Pria Ini Dirikan Penangkaran
Hati-hati! Maling Spesialis Burung Kontes Buat Pasar Rebo Cemas

Ia menyebutkan perkutut hias putih kapas yang sudah berganti bulu paling murah dihargai 250.000 per ekor. Sedangkan indukan silver putih sepaket dihargai Rp2 juta. kalau yang silver silver sepaket paling murah Rp1 juta.

“Dari usaha penangkaran burung perkutut hias ini, saya mampu meraih omset hingga puluhan juta rupiah perbulannya,” tandas Suprapto yang enggan menyebutkan nomial omzet.

Video terkait: