Korea Selatan Laporkan Kasus Flu Burung Sangat Patogen di Satu Wilayah

Ilustrasi industri unggas. (Foto: Sariagri/Arief L)

Editor: M Kautsar - Senin, 17 Januari 2022 | 12:40 WIB

Sariagri - Di tengah Pandemi Covid-19, Korea Selatan kembali harus menghadapi virus Flu Burung yang mengancam berbagai peternakan di negaranya.

Mengutip Yonhap, Senin (17/1) saat ini di wilayah barat daya Korea Selatan dilaporkan, kasus flu burung sudah menjadi patogen di suatu peternakan. Peternakan yang tidak dapat disebutkan namanya itu dilaporkan memelihara sekitar 33.000 bebek di Yeongam, 384 kilometer selatan Seoul. Berdasarkan data Kementerian dan Peternakan Korea Selatan.

Hal ini menandai kasus ke-21 flu burung yang sangat patogen ditemukan di peternakan unggas musim dingin ini.

Pemerintah Korea Selatan telah memperingatkan pemilik peternakan unggas lokal untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap wabah flu burung baru-baru ini, mendesak mereka untuk mengawasi peternakan mereka dan segera melaporkan gejala yang dicurigai.

Baca Juga: Korea Selatan Laporkan Kasus Flu Burung Sangat Patogen di Satu Wilayah
Gawat, Virus Flu Burung Baru Berisiko Lebih Tinggi Menyebar ke Manusia

Flu burung yang sangat patogen sangat menular di antara unggas dan dapat menyebabkan penyakit parah dan bahkan kematian, terutama di antara unggas.

Gawat, Virus Flu Burung Baru Berisiko Lebih Tinggi Menyebar ke Manusia

Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (World Organisation for Animal Health/OIE) memperingatkan bahwa gelombang flu burung yang melanda Asia dan Eropa memiliki risiko lebih besar menyebar ke manusia karena jumlah variannya yang tinggi.

Penyebaran flu burung yang sangat mewabah menimbulkan kekhawatiran di kalangan pemerintah dan pelaku industri karena menyebabkan pemusnahan puluhan juta unggas dan pembatasan perdagangan.

“Kali ini situasinya lebih sulit dan lebih berisiko karena kami melihat lebih banyak varian muncul, yang membuat mereka lebih sulit untuk diikuti,” kata Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Hewan Dunia, Monique Eloit, kepada Reuters.

Akhirnya, tambah  Eloit, virus itu berisiko bermutasi atau bercampur dengan virus flu manusia yang dapat menular antar manusia.

Sebanyak lima belas negara telah melaporkan wabah flu burung pada Oktober dan akhir Desember tahun lalu. Sebagian besar merupakan jenis H5N1. Italia menjadi yang terparah di Eropa dengan 285 wabah dan hampir empat juta burung dimusnahkan. 

Wabah umumnya dimulai pada musim gugur, ketika infeksi disebarkan oleh burung liar yang bermigrasi.

H5N1 merupakan salah satu dari sedikit jenis flu burung yang telah menular ke manusia. Secara total, sekitar 850 orang dilaporkan terinfeksi virus tersebut, dimana setengahnya meninggal dunia.

Tahun lalu, beberapa orang di Cina dilaporkan terinfeksi jenis H5N6. Kondisi itu meningkatkan kekhawatiran di antara beberapa ahli. Mereka mengatakan jenis yang beredar sebelumnya tampaknya telah berubah dan mungkin lebih menular ke manusia.

Eloit menekankan, sebagian besar negara telah belajar untuk menahan laju penyebaran wabah, dan penularan ke manusia akan bersifat sporadis karena flu burung biasanya ditularkan melalui kontak dekat.

“Jika ada satu, dua atau tiga manusia yang terinfeksi, itu mengkhawatirkan. Namun tidak perlu terlalu cepat bersedih tentang risiko yang semakin meluasKondisi tersebut akan tergantung pada bagaimana orang itu terinfeksi,” katanya.

Video terkini: