Cerita Mahasiswa Peternakan, Budidaya Lebah Trigona untuk Cukupi Kebutuhan Hidup

Arfa Zul Fanudin pembudidaya madu trigona. (Sariagri/Yongki)

Penulis: Arif Sodhiq, Editor: Reza P - Selasa, 11 Januari 2022 | 09:00 WIB

Sariagri - Arfa Zul Fanudin (25) warga Dusun Batu Beson, Desa Jago, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB) setiap hari harus memantau puluhan sarang lebah trigona miliknya di pekarangan rumahnya.

Berbekal pengetahuan dari media sosial, pria yang akrab disapa Zul ini memberanikan diri membudidaya puluhan sarang lebah trigona. Fasilitas sarang lebah trigona didapatkannya dari bantuan pemerintah melalui dana aspirasi masyarakat.

Setiap hari pekerjaan rutinnya adalah mengecek satu persatu stuf atau sarang lebah. Beberapa sarang yang yang belum terisi dipilah agar lebah tetap betah bersarang untuk mendapatkan hasil madu melimpah.

"Setiap hari kita harus cek, dan kondisi lingkungan di dekat sarang ini juga harus kita perhatikan agar lebahnya makin banyak yang datang," ujarnya Zul saat ditemui Sariagri.id di rumahnya, Senin (10/1/2022).

Mahasiswa semester akhir yang saat ini tengah menyelesaikan skripsinya itu mengaku budidaya sarang trigona tidak hanya sekadar hobi tetapi juga untuk mencukupi kebutuhan ekonomi. Dia memiliki sedikitnya 50 stuf yang sebagian berisi lebah trigona itu sudah terisi madu atau hampir siap panen beberapa hari kedepan.

Hasil panen madu trigona dijual ke pasar untuk meraup cuan, agar bisa membiayai kuliahnya yang sudah dipenghujung semester. Zul mengatakan dirinya mengambil jurusan Peternakan di Universitas Mataram agar bisa menjadi peternak sukses dimasa mendatang.

"Agar menjadi peternak sukses, jadi saya awali dari madu trigona ini," katanya.

Dalam sekali panen, Zul biasa mendapatkan 3 hingga 4 botol madu, karena hasil tergantung kondisi cuaca. Biasanya jika cuaca bagus, lanjut dia, hasil panen juga banyak karena induk lebah akan sedikit menghasilkan madu jika cuacanya tidak mendukung.

"Kalau lebah jenis ini dia sebetulnya tahan cuaca panas, tapi lebih baik dia ditempat lembab agar produksi madunya banyak," terangnya.

Dia menjual madu trigona seharga Rp150 ribu - Rp200 ribu per botol tergantung kualitas madunya. Hasil penjualan madu digunakan untuk mencukupi kebutuhan ekonomi.

Karena manfaat budidaya trigona ini yang dirasakannya, Zul berharap agar ada dukungan dari pemerintah untuk menangani kendala yang dihadapinya seperti hasil panen karena cuaca dan hama yang kerap datang.

"Saya berharap kedepan budidaya lebah saya ini jadi insfirasi banyak orang, agar orang juga turut tergiur dan ekonomi masyarakat bisa pulih saat pandemi ini," katanya.

Baca Juga: Cerita Mahasiswa Peternakan, Budidaya Lebah Trigona untuk Cukupi Kebutuhan Hidup
Tak Takut Disengat Lebah Hingga Usaha Madunya Bisa Dipasarkan Seluruh Indonesia



Dari sisi keuntungan usahanya mengembangkan budidaya trigona ini tidak saja mampu dirasakan keluarga, tetapi juga mampu membiayai kuliahnya sendiri dari hasil menjual madu.

"Alhamdulillah meski baru, kita sangat rasakan manfaatnya," pungkasnya.

Video terkait: