Sederat Fakta Unik Laron, Serangga dengan Siklus Hidup dan Kisah 'Percintaan' yang Tragis

Editor: Reza P - Rabu, 3 November 2021 | 15:20 WIB
Sariagri - Pastinya Sobat Agri sudah tidak asing lagi dengan laron, ketika musim hujan tiba laron akan terbang keluar sarangnya untuk mencari tempat hangat dan juga sebagai ritual di musim kawin.
Ketika laron mulai keluar dari sarangnya, sebagian orang pasti terganggu ketika banyak sekali laron yang terbang mengitari sumber cahaya, baik itu lampu jalan maupun lampu rumah.
Namun, tahukah Sobat Agri jika hewan ini mempunyai siklus hidup yang tragis? melansir dari berbagai sumber, berikut ini adalah fakta unik dari laron.
1. Laron merupakan rayap
Laron adalah salah satu siklus hidup dari rayap, yakni rayap jantan atau betina yang tugasnya berkembang biak. Rayap ini akan bersayap ketika sudah matang dan siap untuk bereproduksi.
2. Laron adalah kunci keberlangsungan hidup rayap
Siklus hidup rayap dimulai dengan telur, nimfa, lalu rayap dewasa. Pada tahap sebagai rayap dewasa, rayap membagi-bagi tugas sesuai kasta, baik itu kasta pekerja, kasta prajurit, maupun kasta reproduktif. Laron termasuk dalam kasta reproduktif. Berbeda dengan rayap dari kasta lainnya, laron memiliki dua pasang sayap yang akan membawanya pergi dari sarang saat musim kawin. Oleh karena itu, laron memegang kunci keberlangsungan hidup rayap.
3. Mencari pasangan ketika keluar dari sarang
Pada saat musim hujan tiba, kondisi tanah akan semakin basah dan lembab. Hal ini merupakan sinyal bagi sebagian koloni rayap untuk keluar sarang dan melakukan tugas penting. Ya, musim hujan berarti musim kawin pada koloni rayap melalui laron.
Jumlah laron yang keluar sarang di musim hujan berjumlah sangat banyak sehingga memudahkan mereka dalam mencari pasangan untuk melakukan reproduksi. Uniknya, beberapa rayap pekerja yang ada di luar kelompok swarmer bisa menumbuhkan sayap mereka dan ikut berkontribusi dalam pencarian pasangan di musim hujan.
Ditulis dalam laman Animal How Stuff Works, laron akan muncul dari mana pun selama musim hujan. Mereka bisa muncul dari dalam tanah, batang pohon besar, bahkan dari dalam kayu di perumahan warga. Ilmuwan dan ahli satwa menyatakan bahwa perkawinan bisa terjadi antara spesies koloni yang berbeda dan ini menyebabkan keragaman genetik dalam dunia rayap.
4. Laron akan mati jika tidak mendapat pasangan hingga fajar tiba
Laron yang tidak dapat menemukan pasangan hingga fajar tiba akan mati. Bahkan, dari semua laron yang ada, hanya sebagian saja yang dapat selamat.
Hal tersebut diakibatkan oleh banyaknya predator di alam, seperti burung, tokek dan cicak. Laron pun akan mati karena obat pembasmi serangga. Laman Pest Lockdown menulis bahwa laron akan mati jika tidak mendapatkan pasangan karena mereka akan terus aktif di luar sarang sampai sinar Matahari muncul di pagi hari.
Sinar Matahari membuat laron kehilangan sebagian besar cairan tubuhnya sehingga membuat tubuh mereka kering dan tidak lagi lembap. Padahal, laron membutuhkan suhu lembab untuk tetap dapat hidup, misalnya di bawah tanah atau di dalam batang pohon besar.
5. Hanya satu pasangan seumur hidup
Laron termasuk serangga penganut monogami. Dalam satu koloni, hanya akan ada satu ratu dan satu raja yang perannya berkembang biak, dan tak akan mencari pasangan lain seumur hidup.Hal itu berbeda dengan beberapa jenis serangga lain seperti kumbang tepung merah dan jangkrik lapangan afrika, di mana betina bisa kawin dengan banyak jantan.
6. Bisa hasilkan 36.000 telur per hari
Usai mendapat pasangan yang cocok, laron akan menanggalkan sayapnya dan turun kembali ke tanah, untuk membuat sarang baru. Di sarang baru itulah raja dan ratu menghasilkan telur-telur yang akan jadi koloni generasi selanjutnya.Saat kawin, pasangan jantan dan betina dari genus Macrotermes misalnya, akan menyepi di kamar khusus yang terletak di tengah sarang. Kendati hanya boleh ditempati raja dan ratu, kamar ini memiliki banyak lubang di dindingnya sebagai jalur keluar masuk rayap pekerja sebagai pelayan mereka.
Jarang Ada yang Tahu! Pewarna Kosmetik Ternyata Terbuat dari Serangga, Halal?
7. Laron terobsesi dengan cahaya
Menurut para ahli, laron akan segera mencari sumber cahaya setelah ia keluar sarangnya karena mereka membutuhkan suhu hangat yang dipancarkan oleh lampu. Selain itu, laron akan berkumpul di dekat cahaya lampu untuk berkumpul dan mencari pasangan sebelum fajar tiba.
8. Memiliki sumber protein tinggi
Meski kerap dianggap sebagai hama pengganggu karena sering merusak barang-barang dari kayu, laron memiliki banyak sumber protein. Di beberapa daerah di Pulau Jawa, laron disajikan sebagai camilan yang digoreng seperti rempeyek. Bagi penikmat kuliner nyentrik, laron bisa dijadikan opsi sumber makanan alternatif bergizi tinggi.