Lindungi dari Serangan Virus, Cina Bangun 'Hotel' Khusus Babi

Ilustrasi - Peternakan babi.(Unsplash/Marek Piwnicki)

Editor: Arif Sodhiq - Senin, 11 Oktober 2021 | 15:20 WIB

Sariagri - Sebuah bangunan khusus bergaya kondominium yang mampu menampung 10 ribu babi tengah dalam proses pembangunan di Cina. Bangunan itu dilengkapi kamera keamanan, layanan dokter hewan dan makanan yang disiapkan dengan hati-hati.

Bangunan mewah digunakan untuk melindungi babi dari virus, termasuk Demam Babi Afrika (African Swine Fever/ASF) yang hampir menghancurkan setengah populasi babi di Cina dalam dua tahun terakhir.

Kantor Berita Aljazeera melaporkan bangunan yang dijuluki "hotel babi" itu menerapkan pendekatan mutakhir dalam biosekuriti dan menggunakan kontrol ketat untuk mencegah wabah penyakit. Beberapa peternakan bahkan dilengkapi robot yang bertugas memantau kondisi kesehatan hewan, membersihkan udara, memberikan pakan dan melakukan desinfeksi otomatis.

Protokol ketat diberlakukan untuk meminimalisir risiko penyakit. Staf yang bertugas diharuskan mandi dan mengganti pakaian saat masuk dan keluar fasilitas. Seluruh barang bawaan pribadi seperti jam tangan harus ditinggalkan di luar.

Peternakan skala besar di China mulai memperhatikan kesejahteraan hewan seperti peternakan di negara lain. Upaya ini dilakukan mengingat daging babi merupakan salah satu sumber protein utama bagi penduduk Cina.

Ketahanan pangan telah menjadi prioritas utama Cina. Kebijakan pertanian baru diterapkan untuk mempercepat peningkatan produktivitas menuju skala besar.

Profesor Ekonomi Pangan dan Pertanian di Michigan State University, David Ortega mengatakan Cina merupakan negara pengonsumsi daging babi terbesar di dunia dan tidak akan berubah dengan sangat mudah atau dalam waktu dekat.

Membangun kembali sektor daging babi adalah prioritas nasional bagi Pemerintah China,” ujarnya, seperti dikutip dari Aljazeera.

Memperluas peternakan secara vertikal menjadi pilihan di negara yang tidak memiliki banyak tanah kosong. Urbanisasi yang cepat telah mengurangi lahan untuk pertanian atau peternakan. Sementara aturan kesehatan lingkungan telah membuat produksi hewan yang intensif semakin sulit dilakukan.

Baca Juga: Lindungi dari Serangan Virus, Cina Bangun 'Hotel' Khusus Babi
Tetap Waspadai Virus ASF, Ekspor Rutin Babi Pulau Bulan ke Singapura 1000 Ekor per Hari

Saat ini, tingkat ketersediaan babi di dalam negeri Cina telah mulai pulih seiring dengan perluasan kapasitas produksi peternakan besar. Namun, ancaman virus akan tetap ada.

Demam Babi Afrika menjadi wabah dramatis di China pada 2018. Dalam setahun, lebih dari 400 juta babi di negara itu telah dimusnahkan. Kondisi ini menyebabkan harga daging babi meroket.

Video terkait: