Pantang Menyerah, Kisah Peternak Ayam Asal Sumedang Nyaris Tutup karena Pandemi

Mansur Muadin (31) peternak ayam asal Sumedang, Jawa Barat.(Dok.Pribadi)

Penulis: Arif Sodhiq, Editor: Reza P - Minggu, 10 Oktober 2021 | 18:00 WIB

Sariagri - Jika kebanyakan sarjana peternakan ingin menjadi pekerja kantoran, berbeda dengan Dian Mansur Muadin (31). Dia memilih kembali ke kampung halamannya di Sumedang, Jawa Barat untuk melanjutkan usaha peternakan ayam milik orangtuanya. 

Bukan tanpa sebab, Dian mengaku sudah memiiki ketertarikan di dunia peternakan sejak duduk di bangku SMA. Bahkan, dia memilih melanjutkan pendidikan di Fakultas Peternakan, Universitas Padjajaran karena ingin mendalami dunia pertenakan. 

"Awalnya emang dari orangtua dan dari SMA udah tertarik. Itu sekitar 2007 atau 2006 gitu. (Mulai serius) setelah lulus kuliah. Pas kuliah jarang karena pulang seminggu sekali dan diterusin setelah lulus kuliah," kata dia saat dihubungi Sariagri.id, Minggu (10/10/2021). 

Dian mengatakan banyak tantangan yang dihadapi peternak ayam. Masuknya perusahaan besar membuat peternak mandiri seperti dirinya terancam. Belum lagi harga pakan di pasaran yang akhir-akhir ini melambung. 

"Tantangan sih kalau sekarang saingannya perusahaan gede juga yang banyak masuk ke sini. Masalah harga juga bersaing sama perusahaan gede. Kadang kalau lagi bagus kadang kalau jatoh ya jatuh banget sampe di bawah HPP," katanya. 

"Kalau tantangan sekarang juga sih karena pakan ayam AGP-nya dihapus juga jadi penyakit juga tantangannya. Jadi perawatannya perlu ekstra dan dijaga kebersihannya sama harga pakannya lagi gila-gilaan sekarang mah," lanjutnya. 

Selain itu, pandemi COVID-19 juga menjadi tantangan besar yang dihadapi peternak mandiri seperti Dian. Namun, hal itu dapat dilaluinya dengan baik sehingga hingga saat ini masih dapat meneruskan usaha peternakan ayam broilernya. 

"Dari 2015 sampai sekarang jadi peternak mandiri aja. Karena pandemi dua tahun hampir tutup juga. Tapi, karena dijual sendiri dan punya rumah potong ayam, jadi harga jualnya ada lebihan nggak sampai rugi banget. Kecuali kematiannya banyak. Ini sih yang bikin bertahan," jelasnya. 

Saat ini Dian tengah mengembangkan 2.500 ekor ayam broiler dan berencana melakukan kerja sama mengembangkan ayam petelur secara mandiri. 

Baca Juga: Pantang Menyerah, Kisah Peternak Ayam Asal Sumedang Nyaris Tutup karena Pandemi
Pemprov Gorontalo Tambah Kandang Pembibitan Ayam Kampung Super

Dian berpesan kepada peternak milenial yang ingin mengembangkan usaha mandiri untuk berani memulai dan tidak takut gagal. 

"Kalau mau beternak mandiri usahakan cari pasarnya dulu, terus usahakan dijual sendiri, jangan lewat tengkulak atau jual langsung ke pedagang biar harga bisa lebih tinggi. Terus, berani memulai jangan takut gagal dan kuatnya mental," pungkasnya.  

Video terkait: