Harga Telur Anjlok, Peternak: Kami Dilema, Hidup Segan Matipun Tak Mau

Ilustrasi peternakan ayam . (Sariagri/Arief L)

Editor: Tatang Adhiwidharta - Jumat, 17 September 2021 | 15:20 WIB

Sariagri - Selama sebulan terakhir, peternak resah lantaran harga jual telur ayam terus mengalami penurunan signifikan. Kondisi itu diperparah dengan mahalnya harga pakan ternak serta minimnya penyerapan pasar.

Keresahan ini, salah satunya diungkap Dani Widiono, peternak milenial di Kawasan Wonokoyo, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang, Jawa Timur.

Dani mengatakan anjloknya harga jual telur ayam, terjadi sejak pertengahan bulan agustus 2021 silam. Harga jual di tingkat kandang sebelumnya Rp19.000, kemudian anjlok ke angka Rp17.000 dan sekarang terjun bebas tembus dikisaran Rp13.000 per kilogram (kg).

Bagi Dani, merosotnya harga jual telur kali ini, merupakan yang terburuk sepanjang sejarah lima tahun dirinya menjadi peternak.

“Hari ini harga telur benar-benar hancur dan ini menjadi pukulan berat bagi para peternak. Sebelumnya harga telur juga pernah anjlok di tahun 2020 lalu, namun masih bisa ditolerir karena hanya berkisar antara Rp16.000 hingga Rp17.000 per kilo, “ keluh peternak ayam petelur, Dani Widiono kepada Sariagri, Jumat (17/9/2021).

Hancurnya harga jual telur di tingkat kandang, membuat peternak tak memiliki daya dalam membeli pakan. Ia menyebutkan meski saat ini produksi telur meningkat, tetap saja peternak kesulitan dalam membeli pakan.

“Produksi telur saat ini memang tengah melimpah. Namun tetap saja jika dijual obral murah, peternak lemah daya beli pakan yang terus merangkak naik dan ironinya peternak tetap tidak mendapat untung sama sekali, “ ujarnya.

Ia juga bingung meski harga jatuh, pembeli pun sepi. Agen yang biasanya bergiliran datang membeli ke kandang peternak, kini tak ada satupun yang datang.

“Peternak sudah mau terima harga rendah, namun pada kenyataannya serapan pasar juga lesu. Kalau sudah demikian, peternak angkat tangan. Tak ada lagi upaya yang bisa dilakukan. Ibarat pepatah peternak ini sedang mengalami hidup segan matipun tak mau, “ ungkapnya.

Baca Juga: Harga Telur Anjlok, Peternak: Kami Dilema, Hidup Segan Matipun Tak Mau
Pemprov Gorontalo Tambah Kandang Pembibitan Ayam Kampung Super

Dani membeberkan fakta sejak 1 bulan terakhir, tingkat penjualan telur ayam mengalami penurunan tajam lebih dari 50 persen. Kondisi ini membuat para peternak merasakan dilemma, antara bertahan dengan menanggung kerugian besar atau menutup usaha yang dirintisnya sejak puluhan tahun lamanya.

“Kami berharap ada campur tangan pemerintah dalam menstabilkan harga jual telur ayam dan pakan ternak di pasaran, “ tandasnya.