Jerman Alami Kasus Pertama Demam Babi Afrika di Peternakan

Ilustrasi - Peternakan babi. (Pixabay)

Editor: M Kautsar - Jumat, 16 Juli 2021 | 16:00 WIB

SariAgri - Kasus pertama demam babi Afrika telah dikonfirmasi pada babi peternakan di Jerman, kata kementerian pertanian federal negara itu pada Jumat.

Penyakit itu dikonfirmasi menjangkiti babi-babi di dua peternakan di negara bagian Brandenburg, Jerman timur.

Beberapa kasus demam babi Afrika sebelumnya hanya ditemukan pada hewan liar, dengan 1.267 kasus demam babi Afrika sejauh ini terjadi pada babi hutan di daerah Brandenburg.

Brandenburg berada di perbatasan Jerman dengan Polandia, yakni area di mana penyakit demam babi Afrika menyebar luas.

China dan sejumlah negara pembeli daging babi lainnya melarang impor daging babi dari Jerman pada September 2020 setelah kasus pertama demam babi Afrika pada hewan liar dikonfirmasi.

Larangan impor daging babi Jerman oleh Cina dan sejumlah negara importir utama Asia tetap berlaku. Lembaga ilmiah Friedrich-Loeffler Jerman telah mengonfirmasi bahwa hewan-hewan ternak itu menderita demam babi Afrika, kata kementerian pertanian.

Penyakit demam babi Afrika itu ditemukan pada babi di satu peternakan organik yang memiliki 200 hewan ternak dan di sebuah peternakan kecil yang hanya memiliki dua babi, kata pihak dinas kesehatan Brandenburg, yang juga menyebutkan bahwa semua babi yang terinfeksi telah disembelih.

"Selama hampir satu tahun kami telah berjuang melawan tekanan besar penyakit (demam babi Afrika) dari Polandia," kata kepala dinas kesehatan negara bagian Brandenburg, Ursula Nonnemacher.

Pagar telah dibangun di sepanjang area perbatasan Jerman dengan Polandia untuk mencegah babi hutan memasuki wilayah Jerman dan enam zona didirikan untuk perburuan babi hutan yang intensif, kata Nonnemacher.

"Saya sangat menyesali kasus infeksi pertama pada babi peternakan, tapi sayangnya kemungkinan ini tidak pernah bisa sepenuhnya dikesampingkan," ujarnya.

Larangan impor daging babi Jerman yang diberlakukan tahun lalu telah menyebabkan perpindahan peran perdagangan, di mana negara-negara produsen daging babi di Uni Eropa, termasuk Spanyol, telah meningkatkan ekspornya ke Asia sementara Jerman meningkatkan penjualan di dalam wilayah Uni Eropa.

Kementerian pertanian mengatakan adanya konsep regionalisasi yang berarti ekspor daging babi Jerman yang hanya di dalam Uni Eropa akan berlanjut. Konsep regionalisasi berarti menghentikan impor daging babi dari daerah di suatu negara di mana ditemukan kasus demam babi Afrika, tetapi bukan berarti larangan total penjualan untuk seluruh daerah di negara itu.