Berwisata Sambil Menikmati Madu Trigona di Hutan Kota Jakarta

Budidaya lebah madu trigona di Hutan Kota Srengseng, Jakarta Barat. (Sariagri/Dwi Rachmawati)

Editor: Arif Sodhiq - Senin, 21 Juni 2021 | 15:21 WIB

SariAgri - Kini berkunjung ke Hutan Kota Srengseng, Jakarta Barat tidak hanya menikmati keindahan hijau pepohonan. Ada hal baru dan unik yang bisa ditemui di sana yaitu budidaya lebah madu trigona.

Koordinator Budidaya Lebah Madu Trigona Rojak mengatakan sejak Desember 2020 Hutan Kota Srengseng mulai membudidayakan koloni lebah trigona. Budidaya lebah trigona dikelola Kelompok Tani Hutan Srengseng Hijau Lestari.

“Kami sudah jalan kurang lebih 7 bulan, tepatnya dari Desember 2020. Pada awalnya ide ini datang dari pimpinan kami untuk budidaya lebah trigona jenis biroi,” ujarnya kepada Sariagri.id, Senin (21/6/2021).

Koloni lebah jenis biroi yang didatangkan dari Sulawesi berhasil dibudidayakan di lingkungan Hutan Kota Srengseng. Selanjutnya dikembangkan beberapa jenis lebah triogan lainnya seperti itama dan thoracica.

“Saat ini kami sudah ada sekitar 48 koloni lebah trigona yang terdiri dari jenis biroi, itama dan thoracica. Rencana selanjutnya jumlah koloni akan terus kami kembangkan di sini,” jelasnya.

Rojak mengatakan dalam budidaya lebah madu, pihaknya sama sekali tidak memberikan pakan tambahan seperti air gula kepada lebah.

Menurut dia, hal utama yang harus dijaga adalah kemurnian madu sehingga untuk sumber pakan lebah bisa didapat dari nektar beragam tanaman di Hutan Kota Srengseng. '

Pengunjung bisa menikmati madu langsung dari sarang lebah dengan dikenakan tarif Rp10 ribu.

“Kelebihan madu yang dihasilkan di sini yaitu lebah tidak diberi makan tambahan secara khusus. Lebah hanya mengandalkan nektar dari vegetasi yang ada di hutan kota ini. Selain itu kami juga bantu dengan menanam beberapa jenis tanaman bunga yang lebih beragam untuk menambah pasokan sumber nektar bagi lebah,” ungkapnya.

Budidaya lebah ini, kata Rojak, masih terbilang baru sehingga dirinya belum bisa memastikan tingkat produktivitas madu yang dihasilkan lebah. Namun, dia pernah mengamati lebah jenis itama dapat menghasilkan sekitar 4-5 ml per pot madu atau 0,5-1 liter madu dalam satu koloni per satu bulan saat panen.

“Kalau hasil madu pastinya belum dihitung, tapi setiap hari lumayan bisa 25-30 orang yang datang untuk hisap madu. Saya pernah coba hitung dalam satu pot madu dapat hasilkan sekitar 4-5 ml,” sebutnya.

Kegiatan budidaya lebah madu trigona di Hutan Kota Srengseng mendapat dukungan dari Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta dan beberapa bantuan investor secara pribadi.

“Kami baru dapat dukungan dari Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta dan beberapa investor dari rekanan. Bahkan baru-baru ini juga ada dana hibah dari Duta Besar Kanada untuk satu koloni lebah jenis itama,” katanya.

Baca Juga: Berwisata Sambil Menikmati Madu Trigona di Hutan Kota Jakarta
Mencari Akar Masalah dan Cara Menyelesaikan Konflik Kelapa Sawit

Dikatakan Rojak, kegiatan budidaya lebah trigona dapat mengembangkan destinasi wisata dan edukasi di Hutan Kota Srengseng.

“Kami sangat terbuka untuk kunjungan bagi yang ingin mencoba madu alami secara langsung dari sumbernya dan memberikan edukasi terkait budidaya lebah madu trigona ini. Dengan budidaya lebah dapat menjadi salah satu upaya melestarikan hutan kota. Kedepannya kami berharap ini dapat berkembang lebih besar sehingga bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungan,” pungkasnya.