Cegah Wabah Antraks Meluas, Ini yang Dilakukan Disnak Tulungagung

Ilustrasi peternakan sapi (Foto: Unsplash)

Editor: Arif Sodhiq - Selasa, 8 Juni 2021 | 07:00 WIB

SariAgri - Dinas Peternakan (Disnak) mendirikan posko terpadu di Desa Sidomulyo, Kecamatan Pagerwojo, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur. Tujuannya untuk memantau sekaligus melakukan tindakan terpadu mencegah meluasnya wabah antraks ke desa lain di sekitarnya.

Selain tim kesehatan hewan dari Disnak, posko terpadu juga melibatkan unsur perangkat desa, perwakilan peternak dari gapoktan, dinas kesehatan serta unsur kepolisian dan TNI.

Gugus tugas yang berjaga posko terpadu bertanggung jawab dalam melayani setiap aduan dan keluhan masyarakat berkaitan dengan peternakan serta risiko penularan wabah antraks.

"Skrining sudah dilakukan bersama tim kesehatan hewan dari Kementerian (Pertanian) dan Balai Besar Veteriner, beberapa waktu lalu. Dan sekarang telah dibentuk posko terpadu," ujar Bupati Tulungagung Maryoto Birowo.

Jika ada laporan ternak sapi yang mati, tim di posko wajib turun langsung melakukan penanganan. Mereka juga aktif melakukan desinfeksi kandang ternak sapi sesuai permintaan peternak maupun berdasarkan evaluasi atas kandang yang dicurigai terkontaminasi antraks.

"Di kandang yang menjadi lokasi sapi-sapi yang mati ini telah dilakukan penyemprotan menggunakan formalin dan desinfeksi," kata Maryoto.

Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Tulungagung Mulyanto mengatakan, kasus antraks di Desa Sidomulyo, Kecamatan Pagerwojo perlahan mulai terkendali. Kondisi dan aktivitas peternakan berjalan seperti biasa.

Dia mengakui masyarakat dan peternak sempat khawatir, namun warga yang mayoritas berternak sapi beraktivitas seperti biasa seperti mencari pakan, melakukan aktivitas pembersihan kandang berikut hewan ternaknya serta pemerahan susu.

"Kita ada dua kegiatan di sana (Desa Sidomulyo), pertama aktivitas pendirian posko dan kedua kegiatan pemberantasan dan pelayanan kesehatan hewan. Di sana juga dilakukan pengobatan dan vaksinasi secara terus-menerus hingga semua ternak sapi warga mendapatkan (vaksin anrtraks)," katanya.

Jumlah ternak sapi di Desa Sidomulyo diperkirakan 1.600 ekor tersebar di sekitar 400 lebih kandang. Hampir setiap keluarga (KK) di daerah ini memiliki ternak sapi, terutama jenis sapi perah.

Wabah antraks diduga mulai menyerang ternak sapi di desa ini sejak Ramadhan lalu. Sejumlah ternak sapi mendadak mati dalam tempo cepat.

Baca Juga: Cegah Wabah Antraks Meluas, Ini yang Dilakukan Disnak Tulungagung
6 Warga Tulungagung Diduga Terpapar Anthraks Diminta Jaga Higienitas

Tim kesehatan hewan dari Kementerian Pertanian, Balai Besar Veteriner Wates Yogyakarta, Disnak Provisi Jatim dan Disnak Kabupaten Tulungagung mendapati bukti adanya bakteri antraks berdasar hasil uji sampel di laboratorium BB Veteriner Yogyakarta.

"Sampel ini diambil dari satu ekor ternak sapi warga yang mati saat tim gabungan turun lapangan, dan hasilnya ternyata positif karena antraks. Akan tetapi sampel atas 44 ekor ternak sapi sehat yang diambil semua negatif antraks," kata Mulyanto. (Ant)

Video terkait: