Ini Ciri Daging Ayam Yang Baik Menurut Pakar IPB

Pedagang ayam potong di pasar Tasikmalaya (Sariagri/Jayadi)

Editor: M Kautsar - Selasa, 11 Mei 2021 | 10:45 WIB

SariAgri - Dosen IPB University dari Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Supratikno mengungkapkan ciri-ciri ayam yang baik yaitu berwarna putih agak sedikit kemerahan. Ayam tertentu jika ransumnya banyak mengandung pigmen kuning maka kulitnya juga akan sedikit menguning.

Pada ayam kampung ada yang kakinya hitam, kuning, ada yang bulunya berfolikel agak hitam ada juga yang tidak. Kemudian baunya tidak menyimpang, tidak berbau amis yang menyengat.

Permukaan kulitnya lembab, permukaan daging yang bersih tidak terdapat darah dan pori-pori bekas cabutan bulunya tertutup.

"Kalau ayam disembelih dalam kondisi hidup masih rigor mortis, ototnya secara selular itu belum mati dan masih bisa berkontraksi. Ketika dicabut bulu maka akan mengkerut lagi sehingga pori-porinya tidak akan membuka. Sangat berbeda dengan ayam tiren, rigor-nya sudah selesai pada saat dibersihkan, pori-porinya terbuka," kata Supratikno.

Dia menambahkan ayam tiren yang matinya sudah lama akan terjadi pembekuan darah di dalam tubuhnya. Dagingnya juga terlihat memar berwarna merah keunguan jika pura-pura dipotong terlihat jelas pembuluh darahnya tidak keluar dan terisi penuh oleh darah serta folikel bulunya agak terbuka berwarna merah.

Berikutnya yaitu ayam yang diberi formalin supaya tidak mudah busuk serta aroma busuknya hilang. Formalin biasanya digunakan untuk mengawetkan mayat, digunakan dalam industri kayu, cat serta bersifat karsinogenik.

"Ayam yang diberi formalin dapat melalui perendaman atau disuntik. Ciri umumnya kulitnya kering dan jika dicubit biasanya tidak kembali lagi karena kehilangan elastisitas. Ayam ini juga punya aroma spesifik dan biasanya lalat tidak mau hinggap di sini," jelasnya.

Supratikno juga menjelaskan tentang penyembelihan ayam. "Untuk penyembelihan memerlukan teknik yang cukup presisi. Dalam menyembelih harus terpotong saluran nafas (hulqum/trachea), mar'i/esophagus, pharynx dan wadajain/arteri," ujarnya.

“Pembuluh darah ayam itu agak berbeda karena dia berjalan di dalam tulang sehingga perlu teknik yang presisi. Hal ini untuk menjaga kehalalan serta kesejahteraan hewan tersebut," ucap dia.