Terdampak Abu Vulkanik, Puluhan Sapi di Banyuwangi Menderita Kolik Abdomen

Sapi di lereng Gunung Ijen, Banyuwangi terdampak abu vulkanik. (Foto: Sariagri/Arief L)

Editor: M Kautsar - Jumat, 26 Februari 2021 | 19:40 WIB

SariAgri - Setelah lahan sayuran banyak yang mati usai terpapar abu vulkanik gunung raung, kini giliran ratusan ternak sapi milik warga di lereng Gunung Ijen di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur yang mengalami sakit.

Pemilik ternak mengaku, hewan peliharaan mereka mengalami nafsu makan berkurang, lalu sakit dan bertubuh kurus.

“Kemungkinan sakit karena nafsu makan turun. Nggak tahu juga penyebabnya apa, “ keluh Tatang, pemilik sapi kepada SariAgri, Jumat (26/2).

Sementara itu, Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner, Dinas Pertanian Banyuwangi, drh. Nanang Sugiharto mengatakan banyaknya pakan hijauan yang terpapar abu vulkanik membuat ternak utamanya sapi mengalami sakit kolik abdomen. 

“Kebetulan kemarin ada erupsi Gunung Raung yang berakibat munculnya abu vulkanik jatuh hampir merata di semua lahan pertanian. Termasuk pakan hijauan ternak, sehingga kemungkinan pakan yang terpapar abu ini langsung diberikan ke sapi sehingga menimbulkan kolik abdomen,” kata Nanang.

Nanang menjelaskan jika ternak sapi yang mengalami kolik abdomen dibiarkan, maka akan sakit parah hingga terjadi kematian. “Kolik abdomen ini adalah sakit yang diakibatkan hilangnya nafsu makan ternak. Penyebabnya banyak, salah satunya pakan yang mengandung zat berbahaya,“ katanya.

Nanang menyebut adanya belerang dalam kandungan abu vulkanik yang jatuh pada pakan hijauan dan tidak dibersihkan terlebih dulu, kemudian dimakan ternak bisa memicu terjadinya kolik abdomen.

Namun demikian, lanjutnya, untuk mencegah penyakit itu terjadi ternak bisa diberikan pengobatan. pascapengobatan, kata dia, beberapa ternak akan mengalami keluhan berbeda.

“Langkahnya ada pemberian vitamin, pengobatan jika sakit, diberikan obat cacing, dan pemberian mineral. Begitu juga jika ada ternak yang minta kawin kita layani kawin suntik,” ucap dia.

Nanang mengatakan secara data dampak erupsi Gunung Raung bagi ternak memang belum begitu terasa. Namun, pihak dinas akan melakukan langkah antisipasi lebih dini.

“Dampaknya memang tidak begitu nampak. Tapi kami mengimbau kepada warga agar makanan ternak rumput ini yang terkena abu agar dibersihkan atau dicuci. Ini untuk meminimalisir adanya kejadian yang menimbulkan penyakit,” bebernya.

Dampak yang terasa, imbuhnya hanya menimbulkan penyakit individu pada sapi. Tidak ada penularan. Kasus kolik abdomen sejauh ini, paling banyak ditemukan di Desa Sumberarum, Kecamatan Songgon.

“Kita akan lakukan preventif khususnya di Desa Sumberarum yang paling parah dan ditemukan banyak terjadi,” jelasnya.

Sementara itu, Camat Songgon Kunta Prastawa mendata kasus kolik abdomen di wilayahnya ada sekitar 64 ekor sapi.

“Sebagian sudah mendapat tindakan dari Dinas Pertanian Banyuwangi. Selebihnya ada beberapa ternak kambing yang juga mengalami kolik abdomen. Dalam waktu dekat akan kami lakukan langkah antisipasi penyakit ternak akibat dampak abu vulkanik Gunung Raung ini,” ucap dia.