Fakta Tokek Berharga Miliaran Hingga Klaim Bisa Sembuhkan HIV

Ilustrasi Tokek (Foter)

Editor: Reza P - Sabtu, 23 Januari 2021 | 18:00 WIB

SariAgri - Tokek atau tokek rumah (Gekko gecko) adalah sejenis kadal dari spesies Gekko, suku Gekkonidae. Istilah tokek bagi orang awam mengacu pada spesies tokek yang sering dijumpai di lingkungan manusia seperti rumah.

Di Indonesia, tokek adalah binatang yang keberadaannya dianggap memiliki mitos tertentu, meski serupa dengan cicak tokek banyak diburu dan dijual dengan harga tinggi karena diyakini mampu mengobati berbagai penyakit.

Tokek adalah salah satu hewan dalam keluarga reptil yang memiliki berbagai variasi spesies. Hewan melata ini tersebar luas di Asia hingga Kepulauan Pasifik dan memiliki karakteristik berbeda menyesuaikan dengan habitatnya.

Sama seperti cicak, tokek juga memiliki kemampuan memutuskan ekornya (autotomi) namun memiliki ciri morfologi dan karakteristik berbeda. Sebagai kerabat dekat cicak dan kadal tokek sekilas terlihat mirip dengan keduanya hanya saja tubuh tokek lebih besar.

Perbedaan paling menonjol adalah bentuk mata tokek yang besar dan indah dengan iris mengarah vertikal serta berwarna kuning terang. Tapi tidak semua tokek memiliki iris mata vertikal, beberapa spesies tokek juga memiliki iris mata horizontal.

Sebagai hewan yang aktif pada malam hari (nokturnal), fotoreseptor sel mata tokek dibagi menjadi dua yaitu bentuk batang yang digunakan pada malam hari dan bentuk kerucut untuk menyesuaikan penglihatan di siang hari. Pigmen warna fotoreseptor meliputi hijau, ultraviolet dan biru dengan pupil mata tegak dan bergerigi.

Tokek memiliki lidah panjang seperti kebanyakan hewan reptil lainnya dengan mulut cukup besar. Tokek juga memiliki deretan gigi yang cukup kuat dan tajam sehingga dikenal suka menggigit, bahkan jika menggigit kulit manusia bisa robek dan bengkak.

Tubuh tokek rata-rata berkisar mulai dari 17 – 23 cm dengan perut yang terlihat besar. Meski demikian berat tokek rata rata ternyata hanya berkisar 350 gram karena meski terlihat gemuk area perutnya hanya berisi angin.

Untuk membedakan jantan dan betina ukuran tubuh tokek tidak bisa menjadi patokan karena mereka cenderung memiliki ukuran tubuh yang sama. Cara membedakannya dengan melihat langsung letak kelamin yang terletak di pangkal ekor dengan bentuk yang berbeda antara jantan dan betina.

Tokek berkembangbiak dengan cara bertelur, pada musim kawin tokek akan mengeluarkan bunyi nyaring yang mirip dengan pelafalan Tokkeek untuk menarik perhatian betina dan menandai wilayahnya.

Musim kawin biasanya berlangsung antara 4 – 5 bulan dan setelah selesai tokek betina akan mencari tempat bertelur yang akan digunakannya kembali kemudian. Jumlah telur tokek biasanya dua buah telur yang saling menempel satu sama lain.

Yang paling menarik adalah warna kulit tokek, hewan yang punya kebiasaan berganti kulit ini memiliki warna yang variatif mulai dari abu kebiruan, coklat, putih, kuning, albino, belang hitam putih  dan hitam polos. Tekstur punggungnya agak kasar dan dipenuhi bintik-bintik berukuran besar.

Meski banyak dijumpai di rumah, habitat tokek yang paling disukai adalah pepohonan yang berlubang dan bebatuan. Hewan ini sangat menyukai iklim tropis dan subtropis dan tidak menyukai kondisi lingkungan yang panas. Sebagai hewan nokturnal tokek memangsa aneka serangga seperti nyamuk, laron, cicak, tikus kecil dan burung kecil.

Tokek dapat mudah beradaptasi di berbagai kondisi lingkungan sehingga statusnya masih cukup aman terhadap penurunan populasi. Selain itu, habitat tokek terbesar diperkirakan berada di kawasan hutan lindung yang masih cukup aman dari kepunahan.

Di China tokek digunakan sebagai bahan pengobatan salah satunya mengobati penyakit HIV AIDS. Meski belum ada pernyataan resmi dari World Health Organization (WHO), tokek banyak diperjualbelikan dengan harga fantastis karena khasiatnya tersebut.

Tokek yang terjual dengan harga tinggi bahkan bisa mencapai miliaran rupiah, biasanya tokek yang bernilai jual tinggi telah mencapai berat lebih dari 3 ons. Tokek seukuran itu akan dianggap sudah memproduksi air liur dan kandungan empedu yang terkristalisasi dan diyakini dapat menyembuhkan berbagai penyakit.

Penelitian mengenai khasiat tokek sebagai obat pernah diungkapkan dalam World Journal of Gastroenterology pada tahun 2008. Jurnal yang diterbitkan oleh ilmuwan China ini mengungkapkan adanya zat anti tumor pada tokek yang meningkatkan imunitas tubuh manusia dan menginduksi sel tumor dalam tubuh.