Normal Baru, Daya Beli Ternak di Lombok Timur Menurun

Suasana pasar hewan ternak di Pasar Masbagik Kabupaten Lombok Timur (Foto: Sariagri/Yongki)

Penulis: M Kautsar, Editor: Arif Sodhiq - Rabu, 25 November 2020 | 15:45 WIB

SariAgri - Memasuki masa adaptasi kebiasaan baru di Nusa Tenggara Barat (NTB) kemampuan masyarakat untuk membeli hewan ternak di pasar lokal terpantau menurun hingga 50 persen.

Meski transaksi jual beli di sejumlah pasar hewan telah dibuka sejak dua bulan terakhir, aktivitas jual beli hewan ternak di pasaran ternyata masih belum pulih.

Di pasar ternak Masbagik, Lombok timur misalnya, angka transaksi jual beli hewan ternak terhitung menurun hingga 50 persen dari biasanya. Salah satu akibatnya lantaran masih terdampak pandemi.

"Iya, sekarang penjualan hewan ternak masih sepi karena corona ini," ucap Ismail Marzuki, Kepala Pasar Masbagik Lombok Timur kepada Sariagri, Selasa (24/11).

Petugas pasar pencatat, jika pada hari normal, transaksi hewan ternak masyarakat bisa mencapai 400 ekor per hari. Namun saat ini jumlah tersebut malah menurun drastis menjadi 150 hingga 200 ekor saja.

"Artinya daya beli masyarakat khusus di Pasar Masbagik masih dikisaran 20 persen, kita masih belum bisa mencapai 200 hingga 300 persen sebelum COVID-19 ini," ungkapnya.

Kondisi tersebut salah satunya juga karena belum pulihnya ekonomi masyarakat dan tidak stabilnya harga ternak di pasaran yang menyebabkan para peternak masih enggan memelihara sapi di musim pandemi saat ini.

"Jadi sangat minim skali masih, jadi karena masyarakat juga masih beranggapan bahwa corona ini masih merajalela," ujarnya.

"Transaksinya di luar kandang jadi kita kesulitan untuk mendata mereka," tambahnya

Selain mendata belum normalnya saya beli termak, petugas pasar juga mencatat penurunan jumlah sapi yang diperjual belikan di pasar ternak yang hanya mampu mencapai 25 persen. Dibanding pada kondisi normal sebelumnya.(Sariagri/Yongki)