Berita Peternakan - Penyakit bovine viral diarrhea (BVD) merupakan penyakit menular pada sapi yang disebabkan oleh virus.
SariAgri - Penyakit bovine viral diarrhea (BVD) merupakan penyakit menular pada sapi yang disebabkan oleh virus. Virus ini mudah ditransmisikan di antara sapi dan telah menyebar luas ke seluruh dunia.
Sapi yang sedang mengandung 6 bulan dan terjangkit virus ini bisa mengalami keguguran. Pasalnya, saat anak sapi terbentuk, virus dapat menyebabkan kelainan bentuk yang menyebabkan keguguran atau kelainan pada anak sapi yang lahir, demikian menurut Meredyth Jones, DVM, MS, DACVIM, seorang profesor dalam pengobatan dan bedah hewan makanan di Oklahoma State University College of Veterinary Medicine.
Mengutip drovers.com, jika anak sapi yang terinfeksi di usia kehamilan 45 hingga 125 hari, maka dapat menyebabkan keadaan infeksi persisten. Selama waktu tersebut, sistem kekebalan anak sapi tidak berfungsi dengan baik.
Baca Juga: Minyak Argan, Emas Cair dari Maroko yang Berkhasiat untuk Kecantikan
Lezat dan Sehat, Ini 5 Makanan Olahan dari Pisang yang Wajib Kamu Coba
Setelah lahir, anak sapi yang terjangkit virus ini mungkin sakit, tetapi dalam beberapa kasus anak sapi tampak sangat sehat dan hidup selama berbulan-bulan. Namun tanpa disadari, saat itulah anak sapi melepaskan virus melalui sekresi hidung dan kotoran hingga menulari semua hewan di sekitarnya.
Anak sapi yang terinfeksi dengan virus ini dapat mengalami diare, pneumonia, kurang nafsu makan, maag, serta menghambat fungsi sel. Oleh karena itu peternak wajib berhati-hati, karena anak sapi yang terinfeksi secara terus-menerus bisa saja terlihat normal.
Pengujian di laboratorium harus dilakukan untuk mengetahui apakah ternak tersebut terjangkit BVD atau tidak, terutama pemeriksaan terhadap sapi bunting, karena sapi bunting yang tertular virus BVD akan selalu melahirkan anak sapi yang tertular virus tersebut.
Berikut beberapa cara untuk melindungi hewan ternak dari virus BVD adalah:
• Vaksinasi sapi dara dan sapi pra-kawin
• Uji hewan yang mungkin menjadi sumber virus (anak sapi yang sakit, hewan yang mati, janin yang keguguran)
• Buat catatan yang baik tentang Induk dan anak sapi
• Pertahankan musim kawin sesuai jadwal
• Karantina semua hewan yang masuk setidaknya selama tiga minggu dan uji mereka. (Sariagri/Marthin)