Peternak Ayam Jowo Super Mundurkan Panen Akibat Pandemi

Ilustrasi peternakan ayam jowo super (Foto: Kementan)

Editor: M Kautsar - Rabu, 21 Oktober 2020 | 20:30 WIB

SariAgri - Paguyuban peternak ayam Jowo Super (Joper) di Soloraya memundurkan waktu panen karena penurunan permintaan selama masa pandemi Covid-19.

"Masa pandemi ini pengaruh sekali, permintaan tidak sampai 50 persen dari biasanya. Peternak diuji kesabarannya karena panen mundur dari waktu yang seharusnya," kata Ketua Harian Paguyuban Ternak Joper Rizqi Jaya Agung Supriyono di Karanganyar, Rabu (21/10).

Dia mengatakan, dengan mundurnya waktu panen tersebut maka keuntungan yang diperoleh peternak akan lebih kecil karena kebutuhan pakan makin banyak. Menurut dia, jika setiap 1.000 ekor ayam membutuhkan sebanyak 40 karung pakan, selama pandemi kebutuhan pakan naik menjadi 60 karung.

"Jika dihitung terjadi kenaikan sepertiga dari porsi makan yang seharusnya. Selain itu, durasi penggunaan kandang menjadi lebih lama. penghasilan peternak yang seharusnya dua bulan sudah bisa diambil ini harus menunggu sampai dengan tiga bulan," katanya.

Bahkan, risiko kesehatan ayam juga terancam ketika waktu pemeliharaan makin lama. Menurut dia, makin besar ukuran ayam maka risiko kematian juga makin tinggi.

"Mereka lebih berisiko sakit sampai mengakibatkan kematian. Kalau sudah begini kan kerugian kami makin banyak," katanya.

Mengenai penjualan, dikatakannya, akibat rendahnya permintaan di Soloraya, paguyuban harus menjual hasil panen peternak hingga ke daerah lain termasuk Jakarta. Akibatnya, menurut dia, keuntungan menjadi jauh lebih kecil.

"Biasanya memang untuk pemasaran lewat satu pintu, yaitu paguyuban. Untuk Soloraya, kami sudah punya banyak mitra seperti rumah makan-rumah makan, tetapi kondisi seperti ini permintaan dari mereka sangat sedikit," katanya.

Akibat  kondisi tersebut, saat ini para peternak sepakat untuk mengurangi populasi ayam ternak. Menurut dia, jika dari 105 peternak yang tergabung dalam paguyuban tersebut biasanya memelihara sebanyak 140.000 ekor ayam atau 140 boks, selama masih pandemi populasi dikurangi menjadi 60 boks atau 60.000 ekor ayam.

Mengenai dampak musim hujan terhadap ternak, dia mengatakan, daya tahan ayam Joper justru lebih baik jika dibandingkan dengan jenis ayam yang lain.

"Selama manajemen pemeliharaan terkontrol dengan baik maka keuntungannya juga lumayan. Daya tahan lebih kuat dibandingkan dengan broiler dan ayam ini bisa dipelihara di sekitar rumah karena kotorannya tidak selembek kotoran ayam jenis lain sehingga tidak mengakibatkan pencemaran udara," katanya.