Mengenal Bloat, Penyakit Kembung pada Ternak yang Harus Diwaspadai

Ilustrasi sapi. (Unsplash/Shengpengpeng Cai)

Editor: Dera - Kamis, 2 Februari 2023 | 16:00 WIB

Sariagri - Dunia peternakan Indonesia sebelumnya sempat digemparkan dengan wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Namun selain wabah PMK, peternak juga harus mewaspadai penyakit lainnya, seperti bloat atau kembung perut.

Melansir cybex.pertanian.go.id, kembung perut sering dijumpai pada hewan ternak ruminansia, baik pada sapi, kambing maupun domba. Pada dasarnya kembung disebabkan karena ketidakmampuan ternak menghilangkan gas yang dihasilkan oleh rumen. Keadaan tersebut bisa menyebabkan kematian kalau tidak segera ditangani. Kematian disebabkan oleh tertekannya diafragma dan paru-paru oleh rumen yang membesar akibat gas yang berlebihan.

Etiologi

Kembung bisa disebabkan oleh sejenis tanaman untuk pakan ternak. Tanaman yang sering menyebabkan kembung adalah leguminosa (kacang-kacangan), seperti kacang tanah, centrocoma dan alfafa. Tanaman yang masih berumur muda dan biji-bijian yang diberikan dalam bentuk halus juga bisa menimbulkan kembung.

Selain faktor pakan, faktor individu ternak juga menentukan kepekaan terhadap kejadian kembung. Ternak yang dalam keadaan bunting atau dalam kondisi kurang baik, mungkin juga kekurangan darah dan kelemahan umum cenderung mudah menderita kembung.

Gejala klinis

Ternak sebentar-sebentar berbaring dan kemudian berdiri, tampak sempoyongan dan berjalan ke sana kemari tanpa tujuan, kelihatan bingung. Terlihat sulit bernapas, sisi tubuh sebelah kiri menggembung atau menonjol ke atas dan ke luar, serta bersuara drum apabila ditepuk.

Gerakan rumen biasanya tetap berlangsung sampai bagian dalam dari mulut dan daerah sekitar mata berubah menjadi kebiruan. Perubahan ini menunjukkan adanya kekurangan oksigen dan mendekati kematian.

Pencegahan

Pada umumnya ternak yang terkena kembung akan kehilangan nafsu makan dan minum, sehingga pengobatan juga akan sulit. Langkah yang paling bijaksana adalah dengan jalan mewaspadai ternak terkena kembung melalui pengawasan gejala-gejala kembung dan manajemen pemeliharaan yang lebih baik.

Pengobatan

Pengobatan secara cepat sangat diperlukan. Paksa ternak untuk berdiri, posisikan kaki depan lebih tinggi daripada kaki belakang. Mulut dibuka, sepotong kayu dimasukkan melintang dan pada kedua ujungnya diikatkan tali. Kemudian tali tersebut diikatkan ke belakang tanduk agar tidak lepas. Metode ini sering dikenal dengan sebutan broom stick therapy. Tindakan ini merangsang pengeluaran air liur dan membantu mengurangi kembung perut.

Baca Juga: Mengenal Bloat, Penyakit Kembung pada Ternak yang Harus Diwaspadai
Mengenal Vaksin BCG untuk Melawan Tuberkulosis pada Sapi

Selanjutnya pemberian obat atau bahan lain bisa dilakukan seperti menggunakan minyak goreng, minyak kayu putih atau minyak atsiri yang dicampur air hangat bisa diberikan.

Obat-obatan kimia dengan merek dagang tympasol untuk kembung berat bisa diberikan secara per oral. Tympasol berisi zat-zat aktif, antara lain: 4 – chloro - m – cresol, 4 – chloro – m- xylenon, formaldehid Thymal, Timol, Dimethyl polysiloksan. Obat lain dengan merek dagang “Antibloat” berisi dimethicone bisa juga dipakai secara per oral. Obat dengan merek dagang ”Castor Oil” yang berisi minyak castor digunakan untuk kembung ringan.