Krisis Listrik, Peternak Unggas Musnahkan Hampir 10 Juta Ayam

Penulis: Rashif Usman, Editor: Dera - Jumat, 20 Januari 2023 | 15:30 WIB
Sariagri - Peternak unggas di Afrika Selatan harus memusnahkan hampir 10 juta anak ayam karena krisis listrik di negara itu. Rekor pemadaman telah memperlambat produksi, menciptakan tumpukan dalam pemrosesan dan tidak ada ruang untuk anak ayam berkembang
Kelompok petani memperingatkan jika pemadaman listrik tidak segera diselesaikan, ketahanan pangan jangka panjang Afrika Selatan dapat terpengaruh, dikutip dari berbagai sumber.
Perusahaan listrik milik negara, Eskom, pekan ini mempersingkat pemadaman listrik, yang sejak Desember telah memaksa rumah dan tempat usaha beroperasi tanpa listrik hingga 10 jam per hari. Eskom mengatakan pemadaman bergilir akan berlanjut setidaknya satu tahun lagi untuk mencegah keruntuhan total jaringan.
Manajer umum Asosiasi Unggas Afrika Selatan, Izaak Breytenbach mengatakan krisis listrik menyebabkan peternak tidak dapat menjalankan rumah jagal, atau rumah potong hewan dengan jadwal 24 jam seperti biasa.
“Saat kami membawa ayam ke rumah potong, ada pemandian air dengan pemusnah listrik dan itu adalah metode utama yang disetujui untuk membunuh ayam. Kemudian dalam seluruh proses di mana kami melakukan pemotongan ayam, suhunya dikontrol di rumah potong hewan," ucap Izaak.
Breytenbach mengatakan kurangnya daya untuk menjalankan mesin menurunkan produksi hingga seperempatnya, menciptakan backlog dan kepadatan berlebih di peternakan unggas.
Baca Juga: Krisis Listrik, Peternak Unggas Musnahkan Hampir 10 Juta Ayam4 Jenis Ayam Kampung Unggulan yang Cepat Panen dan Hasilkan Banyak Cuan
Breytenbach memperingatkan jika pemerintah tidak segera mengatasi kekurangan listrik, harga ayam akan meningkat lebih dari tahun lalu, ketika perang Rusia di Ukraina menyebabkan harga pakan melonjak.
“Kita sudah melihat material kenaikan harga ayam sekitar 17% pada periode 2021 hingga 2022,” ujarnya.
Penurunan produksi dapat menyebabkan kekurangan ayam di Afrika Selatan dan kehilangan pekerjaan di negara dengan tingkat pengangguran 33%.