Canggih! Siswa SMK di Jawa Barat Bikin Kandang Ayam Berteknologi IoT

Ilustrasi kandang ayam (Pixabay)

Penulis: Rashif Usman, Editor: Dera - Senin, 26 Desember 2022 | 17:00 WIB

Sariagri - Sejumlah siswa dari SMK Negeri 1 Cimahi, Jawa Barat merancang kandang canggih berteknologi Internet of Things (IoT). Awalnya, mereka terinspirasi dari peternak ayam yang masih beroperasi secara tradisional.

Diberi nama Tim Altissimo, siswa-siswa tersebut adalah Mega Arzula Akbar (Software developer), Fajar Nugraha (IoT Engineer), Niswa Fadila (Data Analyst), dan Sekar Sari Ramadhanti (UI Designer). Mereka adalah pemenang kedua dari dari Samsung Innovation Campus (SIC) Batch 3 2021/2022 dengan project mereka yang disebut Farm Operating System (FARMOPS).

Naswa Fadila menyampaikan berdasarkan data dari wawancara yang mereka lakukan dengan peternak, seringkali peternak menghadapi masalah keterlambatan memberi pakan dan minum secara manual, tingkat mortalitas ternak ayam yang tinggi, suhu kandang yang tidak selalu stabil atau normal, mobilitas peternak ayam yang terhambat, dan tidak adanya sumber listrik cadangan pada kandang ayam.

"Oleh sebab itu, tujuan FARMOPS ini adalah untuk memaksimalkan mobilitas para peternak tanpa melalaikan pekerjaan utama mereka," kata Naswa Fadila dalam keterangannya resminya, dikutip dari Senin (26/12/2022).

Naswa memaparkan, FARMOPS terdiri dari tiga sistem utama, yaitu, pertama sistem monitoring dan controlling kondisi lingkungan kandang yang dilengkapi dengan sensor pendeteksi suhu dan kelembaban DHT-11. Suhu dapat dikontrol sesuai input yang dimasukkan melalui website FARMOPS.

Kedua, sistem pemberian pakan dan minum otomatis, yang bekerja sesuai jadwal yang diinput ke dalam website.Tersedia sensor ultrasonik untuk mengukur ketersediaan pakan dan air. Jika pakan habis, sistem akan otomatis mengirim pesan kepada supplier

Ketiga, sistem pembangkit listrik tenaga surya untuk memastikan FARMOPS bisa terus beroperasi meskipun listrik dari PLN tiba-tiba padam. Saat sensor arus tidak menemukan aliran listrik pada sumber utama, maka secara otomatis sumber listrik berpindah ke baterai disertai pengiriman notifikasi kepada peternak bahwa terjadi pemadaman listrik.

“Dalam penyusunan project ini, terjadi beberapa kendala, pertama coding error, dan yang kedua nilai sensor yang tidak terdeteksi. Namun hal-hal tersebut sudah bisa kami atasi, melalui SIC bootcamp yang kami ikuti di mana kami seringkali bertanya ketika kelas berlangsung, dari materi yang kami dapatkan, serta mentoring dari pementor yang hebat. Setiap ada kendala kami konsultasi ke mentor,” ujar Naswa.

Baca Juga: Canggih! Siswa SMK di Jawa Barat Bikin Kandang Ayam Berteknologi IoT
Kisah Maher, Pemuda Suriah yang Sukses Jadi Peternak Lebah

Tim Altissimo ke depannya berharap FARMOPS ini dapat diimplementasikan dengan dukungan dari berbagai pihak, seperti Dinas Peternakan untuk menyebarluaskan penggunaan FARMOPS, lembaga pendidikan untuk menjadikan FARMOPS sebagai bahan ajar inovasi teknologi dalam bidang IoT di sekolah.

Mereka berencana mengembangkan FARMOPS agar bisa digunakan tidak hanya pada peternakan ayam, mampu mendeteksi tingkat amonia di kandang, dapat memberikan campuran vitamin dan obat pada air secara otomatis, mengetahui kondisi kesehatan ayam sebelum dipasarkan, mengembangkan website menjadi aplikasi mobile, menambahkan fitur blog untuk mengedukasi para peternak, serta menambahkan fitur "Buy and sell" yang terhubung dengan platform belanja online.