Kenali Penyebab dan Gejala Alergi Hewan Peliharaan pada Anak

Ilustrasi anjing corgi. (Pixabay).

Penulis: Triana, Editor: Tatang Adhiwidharta - Selasa, 13 Desember 2022 | 21:30 WIB

Sariagri - Memiliki hewan peliharaan seperti kucing atau anjing bisa menjadi adalah hal yang menyenangkan. Namun, adanya hewan peliharaan di rumah ternyata cukup berisiko menimbulkan alergi pada anak.

Menurut American College of Allergy, Asthma & Immunology, alergi muncul pertama kali pada anak-anak dan lebih sering terjadi pada keluarga dengan riwayat alergi.

Alergi hewan peliharaan adalah reaksi kekebalan terhadap bulu binatang, serpihan kulit, air liur, air seni, atau kotoran. Bulu binatang atau rambut itu sendiri tidak memiliki banyak alergen, tetapi dapat menjebak serbuk sari, debu, jamur, dan alergen lainnya.

Artinya, sistem kekebalan tubuhnya terus waspada dan melepaskan histamin dan bahan kimia lainnya untuk melawan alergen. Dampaknya, akan menyebabkan sejumlah gejala alergi di antaranya, hidung dan mata berair, bersin, dan gejala asma, seperti batuk atau mengi.

Faktanya, kebanyakan alergi pada anak usia dini dan dapat dipicu oleh hewan. Setiap jenis hewan, termasuk anjing, hamster, marmut, dan terutama kucing dapat menyebabkan reaksi pada bayi yang alergi.

Ada beberapa gejala alergi hewan peliharaan pada anak. Berikut daftarnya:

1. Gatal
2. Mata berair
3. Muncul ruam
4. Hidung meler
5. Kerap bersin
6. Batuk
7. mengi di dalam ruangan

Gejala alergi hewan peliharaan pada bayi ini bahkan dapat terjadi ketika Si Kecil tidak bersentuhan dengan binatang tersebut. Karena alergen dapat ditemukan di seluruh lingkungan dalam ruangan. Dengan kondisi yang kronis, dapat terjadi selama berhari-hari setelah paparan.

Baca Juga: Kenali Penyebab dan Gejala Alergi Hewan Peliharaan pada Anak
5 Manfaat Memiliki Hewan Peliharaan

Menurut American Academy of Allergy, Asthma & Immunology, sebuah penelitian yang lebih baru menunjukkan bahwa paparan dini terhadap hewan (khususnya kucing dan anjing) sebenarnya dapat melindungi anak-anak dari penyakit ini.

Penelitian yang lebih baru juga menunjukkan anak-anak yang dibesarkan di pertanian mengembangkan lebih sedikit alergi dan asma. Itu menandakan bahwa semakin anak terpapar alergen, semakin mampu juga tubuhnya beradaptasi dengan alergi.