Hasil Riset, Emisi Daging Ayam dan Babi Setara 29 Mobil di Jalan Raya

Editor: Yoyok - Jumat, 9 September 2022 | 19:45 WIB
Sariagri - Hasil riset yang dibuat World Animal Protection menemukan bahwa industri peternakan ayam dan babi memiliki dampak terhadap perubahan iklim akibat peningkatan produksi dan perluasan lahan peternakan.
Manajer Kampanye World Animal Protection Indonesia Rully Prayoga menjelaskan bahwa kajian menganalisis dampak lingkungan dari industri peternakan ayam dan babi di Amerika Serikat, Belanda, Brasil, dan China menemukan kaitan antara industri tersebut dengan perubahan iklim.
"Studi ini menemukan bahwa emisi dari daging ayam di Brasil, China , Belanda, dan AS setara dengan 29 juta mobil di jalan raya selama setahun," kata Rully mengutip hasil laporan WAP di Jakarta, Jumat (9/9/2022).
Kondisi tersebut menempatkan pencapaian tujuan Perjanjian Iklim Paris dan masa depan Bumi yang aman dari krisis iklim berada di luar jangkauan.
Ia mengatakan bahwa selama ini fokus lebih banyak diberikan kepada peternakan sapi sebagai faktor penyumbang perubahan iklim dari metana yang dihasilkan dari pencernaan dan kotorannya.
Kajian yang dilakukan oleh WAP menemukan bahwa lahan peternakan yang dibuka berada di titik panas keanekaragaman hayati untuk bercocok tanam guna memberi makan hewan ternak yang melepaskan karbon ke atmosfer dan merusak habitat hewan liar.
Deforestasi untuk menanam tanaman pakan ternak, terutama kedelai, untuk perdagangan global menggandakan dampak perubahan iklim secara keseluruhan.
Baca Juga: Hasil Riset, Emisi Daging Ayam dan Babi Setara 29 Mobil di Jalan RayaTak Sadar, 93 Persen Warga Jakarta Hirup Polusi Udara Berbahaya
Pengurangan 50 persen konsumsi daging ayam dan babi pada tahun 2040, bersama dengan adopsi 50 persen produk kesejahteraan hewan yang lebih tinggi akan mengurangi separuh dampak iklim tahunan.
Terkait hal itu, WAP menyerukan agar pemerintah di berbagai belahan dunia mempertimbangkan ulang terkait izin baru pembangunan industri peternakan, peralihan ke sistem pangan yang lebih manusiawi dan berkelanjutan serta pengurangan konsumsi daging oleh konsumen.