Daging Sapi Disebut-sebut Bisa Picu Pemanasan Global, Apa Benar?

Peternakan sapi. (Pixnio)

Editor: Tanti Malasari - Sabtu, 30 Juli 2022 | 19:30 WIB

Sariagri - Pemanasan global masih menjadi topik yang selalu dibicarakan dalam beberapa dekade ke belakang. Pasalnya dampak pemanasan global ini tidak main-main, sebab dapat mengakibatkan banyak sektor dan terutama kesehatan manusia.

Salah satu senyawa kimia yang berperan besar dalam peningkatan pemanasan global adalah metana.

Tidak jauh berbeda dengan dampak yang ditimbulkan dari karbon dioksida, metana juga memberikan dampak signifikan dalam 10 tahun mendatang.

Hal ini juga disampaikan pada laporan PBB yang membahas tentang dampak metana bagi lingkungan.

Dilansir dari Earth, berikut ini berbagai fakta tentang metana yang perlu Sobat Agri ketahui.

Diketahui, senyawa metana mampu menarik radiasi sinar matahari. Berdasarkan data yang ada menunjukkan bahwa gas ini mengikat setidaknya 80 kali lebih banyak karbon dioksida dalam periode 20 tahun.

Dibandingkan karbon dioksida, potensi pemanasan global karena metana diketahui meningkat hingga 28 kali lipat dalam 100 tahun.

Dimana, dalam hal ini manusialah yang harusnya menjadi pihak yang paling bertanggung jawab dalam menyebabkan permasalahan tersebut.

Senyawa berbahaya ini bisa bersumber dari pipa gas, minyak, serta sapi yang berkontribusi mengirimkan gas ke atmosfer. Apalagi menurut peneliti, metana sendiri bisa tertahan di atmosfer selama 12 tahun, lebih sedikit daripada karbon dioksida.

Hal inilah yang membuatnya menjadi salah satu penyebab terbesar pada perubahan iklim.

Dalam beberapa penelitian yang telah dilakukan, mengungkapkan bahwa produksi daging ternyata juga memiliki andil besar dalam menyebabkan efek rumah kaca.

Pada tahun 2018, peneliti lingkungan, Joseph Poore dan insinyur pertanian, Thomas Nemecek mempublikasikan penelitian pada journal Science tentang dampak global dari produksi makanan.

Baca Juga: Daging Sapi Disebut-sebut Bisa Picu Pemanasan Global, Apa Benar?
Masih Dianggap Paling Ampuh, Ternyata Ini Resep Jamu untuk Sapi Ternak

Data tersebut mengumpulkan 38.000 peternakan dari 119 negara. Peneliti menemukan bahwa 26% emisi global berasal dari produksi makanan dan setengahnya, sekitar 58% berasal dari peternakan.

Jika dilihat lebih dalam lagi, disebutkan bahwa tim tersebut menemukan bahwa 50% emisi datang dari aktivitas peternakan, seperti produksi sapi dan kambing.

Hewan sapi sendiri mampu menghasilkan gas metana lewat sistem digestif ketika memproses makanan.

Faktanya, rumen bisa memproduksi lebih dari 500 liter metana per hari.

Jumlah ini diperkirakan berkontribusi setidaknya 2% bagi pemanasan global.